Ironis, Dusun Cemeti Hanya Miliki Satu Tenaga Pengajar

faktakalimantan.co.id  - SAMPIT - Pemerataan mutu pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum sepenuhnya terlaksana. Disejumlah pelos

Pemerintah Diminta Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer
Rapat KUA PPAS 2020 Di DPRD Kotim Molor?
Komisi I Pastikan Desember 2018 Pilkades Serentak Kotim Siap Dilaksanakan

PERLU PERHATIAN : Ketua Komisi II DPRD Kotim, H. Rudianur meminta pemda untuk turun tangan memperhatikan dunia pendidikan di Dusun Cemeti, Desa Satiruk, Kecamatan Pulau Hanaut yang memprihatinkan.

faktakalimantan.co.id  – SAMPIT – Pemerataan mutu pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum sepenuhnya terlaksana. Disejumlah pelosok Kotim saat ini kondisi mutu pendidikkannya masih jauh dari harapan, seperi halnya di Dusun Cemeti, Desa Setiruk, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim, H Rudianur mengatakan, saat ini kondisi pendidikan di dusun tersebut sangat memprihatibkan. Dimana satu-satunya sekolah dasar di dusun itu hanya memiliki satu orang tenaga pendidik.

“Ironisnya lagi, tenaga pendidiknya merupakan warga dusun setempat dengan latar belakang lulusan SMP,” ungkap Rudianur, Senin (18/3/2019).

Lanjut Politisi Partai Golkar ini, kondisi tersebut sudah berjalan selama satu tahun ini, tanpa ada kepedulian dari pemerintah daerah.

“Awalnya ada satu guru berlatar belakang sarjana, tapi karena lokasi dusunnya berada di pelosok, membuat mereka tidak sanggup dan memilih pindah tugas,” tambah Rudianur.

Ia menyebutkan, seorang guru tersebut saat ini mengajar murid kelas 1 hingga kelas 5 yang berjumlah 15 orang, dengan jumlah warga hanya 27 kepala keluarga. Mengingat lokasinya hanya bisa didatangi menggunakan jalur sungai, membuat tenaga pengajar dari luar tidak ada yang betah menetap.

Untuk solusi, ia berharap, pemerintah daerah segera mengupayakan agar tenaga pengahar tersebut bisa mengikuti ujian paket C, hingga nantinya bisa diangkat sebagai guru kontrak.

“Ini penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di sana. Karena gurunya memang harus dari orang sekitar yang tinggalnya menetap. Saat ini dia digaji oleh desa dengan gaji Rp500 ribu perbulan. Pemerintah harus segera turun tangan,” tukasnya. (sog)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!