Ada Tiga Kabupaten Pernikahan Dini Tertinggi

FAKTAKALIMANTAN.CO.ID,PALANGKA RAYA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaleng menyatakan ada tiga wilayah di Kalten

Tantangan Kaum Muda Semakin Berat
Sepuluh Tahun Menjalin Asmara Terlarang, Berujung di Penjara
Kinerja Kades Musti Dapat Dukungan Aparatur Desa

FAKTAKALIMANTAN.CO.ID,PALANGKA RAYA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaleng menyatakan ada tiga wilayah di Kalteng dengan Kasus pernikahan dini yang masih tinggi. Ini merupakan tantang bagi daerah tersebut untuk menurunkannya.

Kepala BKKBN Provinsi Kalteng, Kusnadi SH, mengatakan ada tiga wilayah yang memang tinggi angka perkawinan dini, dan pastinya berdampak pada kelahiran. Ketiga kabupaten tersebut ialah Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas, ungkapnya acara Rakorda BKKBN yang dilaksanakan di Swissbel Hotel, Rabu (28/3).

Menurutnya, namun apabila kita bedah lebih dalam lagi tentunya wilayah tersebut masuk pada wilayah perdesaan.

Sementara dalam kurun waktu 10 tahun anggka kelahiran kita tidak beranjak dari 2,6 persen, namun ditahun 2017 menurut hasil Badan Pusat Statistik (BPS) turun 0,3 persen menjadi 2,5 persen meskipun sedikit namun itu sangat berarti.

Sedangkan tingkat kematian bayi sebanyak 42/1000 kelahiran diwilayah Kalteng, Anggka tersebut masih jauh dari arget dimana sasarannya adalah 38/1000 kelahiran. namun secara global 32/1000 kelahiran.

“Jumlah tingkat kematian bayi salah satunya difaktori oleh pernikahan dini, karena bahayanya pernikahan dini tidak hanya bagi sang ibu, melainkan juga bagi kesehatan bayi. Karena menikah dibawah umur alat reproduksi masih belum kuat. Sedangkan untuk sang bayi akan mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan,” ucapnya.

Menurut Kusnadi, ada empat faktor kematian ibu hamil saat melahirkan yakni terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak melahirkan.

“Apabila program KB tersebut berhasil secara tidak langsung akan menurunkan angka 30 persen kematian,” tukasnya.

Kata Kusnadi lagi, meskipun ada beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi, namun ada hal yang menggembirakan karena tingkat kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya meningkat antara 90,2 persen.

“Banyak ibu hamil yang melahirkan sudah sadar untuk melakukan persalinan pada fasilitas kesehatan kurang lebih 79 persen, kemudian sisanya lakukan persalinan dirumah. Bahkan, 90 persen ibu hamil, melahirkan dengan menggunakan tenaga kesehatan sisanya menggunakan jasa dukun, itu artinya ada peningkatann pelayanan kesehatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pengaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat, Humprey Apon, mengatakan kampung KB perlu bersinergi dengan beberapa pihak lainnya, sehingga keberhasilan program KKBPK mampu bermanfaat bagi negara dalam mengelola kehidupan yang lebih sejahtera.

“Peningkatan kualitas remaja, melalui kelembagaan dan kebudayaan program generasi remaja, melalui peran serta sekolah atau kampus serta dukungan masyarakat, karena memang remaja menjadi porsi khusus bagi BKKBN karena remaja nantinya akan menajdi sebuah keluarga, sehingga kita memastiakn remaja yang ada di Kalteng ini terpapar isu-isu kependudukan sehingga kehidupan kedepannya lebih baik dalam berkeluarga,” bebernya.

Dikatakannya, pemanfaatan data berbasih keluarga perlu dioptimalkan sebagai data basis dalam penggarapan program keluarga, untuk itu penyediaan dan pemanfaatan data keluarga serta hasil survei dan penelitian perlu dioptimalkan. (Wan)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0
error: Content is protected !!