Wacana Tarik Retribusi dari TPA Harus Matang

  Faktakalimantan.co.id - KUALA KURUN – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di kilometer 12, tepatnya Jalan Lintas Kuala Kurun-Te

Matangkan Rencana Pembangunan Pertashop
Ini Hasil Mediasi Koperasi Dayak Hapakat dan PT. BMB
Dewan Setujui Raperda APBD-P 2018

FOTO : Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas, Nomi Aprilia.

 

Faktakalimantan.co.id – KUALA KURUN – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di kilometer 12, tepatnya Jalan Lintas Kuala Kurun-Tewah, direncanakan akan dikelola dan dijadikan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gunung Mas.

”Tentu kami sangat menyambut baik rencana itu. Agar maksimal, maka dalam pengelolaan TPA menjadi sumber PAD itu harus dipersiapkan secara matang,” ucap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas Nomi Aprilia, Selasa (26/1/2021).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, dalam pengelolaan TPA untuk menjadi sumber PAD tentu memerlukan anggaran yang cukup besar. Untuk itu, sangat diperlukan persiapan yang matang dari instansi terkait.

”Kami berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat mampu menggali sumber PAD baru, dan berupaya merealisasikan PAD yang sudah ditargetkan pada tahun 2021. Kami ingin realisasi PAD pada tahun ini juga bisa terlampaui,” tuturnya.

Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini mengakui, juga mendukung apabila dari Pemkab Gumas melakukan studi banding ke daerah lain yang lebih maju dalam hal pengelolaan TPA.

”Dengan adanya studi banding ke daerah lain yang lebih maju, maka kami berharap TPA tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu sumber PAD baru bagi daerah ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Perhubungan (DLHKP) Kabupaten Gumas Yohanes Tuah menuturkan, guna mewujudkan TPA menjadi sumber PAD, pihaknya akan melakukan pendataan atau inventarisasi peralatan pengelolaan sampah yang ada di TPA, sehingga diketahui mana alat yang masih bisa berfungsi, dan yang perlu dilakukan perbaikan.

”Apabila nantinya ada peralatan yang rusak dan harus diperbaiki, kami akan mencoba memperbaiki. Begitu juga apabila ada alat yang harus dilengkapi, maka kami juga akan mencoba untuk melengkapi,” terangnya.

Saat ini, tambah Yohanes, di TPA tersebut telah ada berbagai peralatan untuk mengolah sampah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan, alat tersebut sudah ada sejak tahun 2008 lalu.

”Sampah disana terdiri dari beberapa jenis. Sebagian bisa dijual ulang, seperti sampah plastik, kaca, dan besi, serta ada juga yang bisa diolah untuk menjadi pupuk kompos. Semua bisa menjadi sumber PAD bagi daerah ini,” pungkasnya. (agg/hms)

 

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!