Terlahir Tanpa Anus, Komunitas SPS Sambangi Bayi Moria

faktakalimantan.co.id - KUALA KURUN - Malang nasib yang harus dialami Moria Aprilia. Bayi lima bulan asal Desa Tumbang Habaon, Kecamatan Tewah, Ka

Ini Strategi Jaya S. Monong Majukan Pariwisata di Gumas
Warga Sarerangan Berharap Layanan Jemput Bola JKN-KIS
Terkait BLT, Warga Gunung Mas Diminta Sabar

FOTO : Komunitas SPS Gunung Mas saat mengunjungi kondisi kesehatan bayi Moria Aprilia di Desa Tumbang Habaon, Kecamatan Tewah, Kamis (20/8/2020).

faktakalimantan.co.id – KUALA KURUN – Malang nasib yang harus dialami Moria Aprilia. Bayi lima bulan asal Desa Tumbang Habaon, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas tersebut terlahir tanpa lubang anus.

Kondisi perekonomian keluarga yang serba terbatas membuat operasi yang musti dijalani bayi pasangan Logia dan Kriswan tersebut belum kunjung direalisasi.

Ketika ditemui komunitas Sahabat Peduli Sesama (SPS) Gunung Mas, Logia selaku ibu bayi tersebut mengungkapkan keprihatinannya terhadap masa depan anak bungsunya tersebut.

“Ketika itu saya bersalin di RSUD Kuala Kurun, setelah lima hari di dalam tabung baru diketahui bahwa bayi saya tidak memiliki dubur. Sebab kotorannya keluar dari saluran kemih,” bebernya, Kamis (20/8/2020).

Tak ingin kesehatan anaknya terancam, pihak rumah sakit setempat kemudian merujuk bayi Moria ke RSUD Doris Sylvanus Kota Palangka Raya agar ditangani lebih lanjut.

“Ketika dirujuk usianya baru tujuh hari, berdasarkan rekomendasi pihak RSUD Doris Sylvanus maka proses operasi harus menunggu usia anaknya dua bulan. Terkait jalan keluar kotoran, maka pihak medis sementara membuat saluran buatan di bagian perut anak saya,” bebernya.

Lantaran terkendala biaya dan pandemi Covid-19 yang ketika itu sedang menjadi atensi utama pemerintah, maka pihak keluarga memutuskan pulang hingga kondisi keuangan memungkinkan.

“Saya berharap kondisi anak saya kembali normal, layaknya orang pada umumnya. Saya ucapkan terima kasih atas kepedulian dan bantuan komunitas SPS Gunung Mas terhadap anak saya selama ini,” katanya dengan lirih.

Sementara itu, Dewan Pembina SPS Gunung Mas, Iceu Purnamasari menuturkan bahwa komunitasnya siap membantu proses kesembuhan bayi Moria Aprilia. Pihaknya turut merasakan keprihatinan dan kesedihan orang tua bersangkutan atas nasib yang dialami anaknya.

“Setelah bapaknya pulang bekerja nanti, saya sarankan segera musyawarah untuk secepatnya membawa bayi Moria menjalankan operasi. Sebab kalau beralasan menunggu pandemi Covid-19, maka tidak akan ada kepastian. Kasihan anaknya jika terus dibiarkan seperti ini dengan saluran anus buatan,” imbuhnya.

Iceu yang juga anggota DPRD Gunung Mas tersebut menuturkan, keluarga bayi Moria termasuk golongan ekonomi lemah. Sehingga wajar apabila selama ini mereka kesulitan secara finansial menyembuhkan anaknya.

“Mumpung umur bayinya masih lima bulan, maka segera dioperasi saja. Karena kalau sudah besar, maka saluran kotoran buatan ini tidak lagi bisa diandalkan. Kami di komunitas SPS siap membantu fasilitasi antara orang tua bayi dan pihak rumah sakit,” tegasnya.

Usai melihat langsung penderitaan bayi Moria Aprilia, komunitas SPS Gunung Mas kemudian berinisiatif membantu ringankan beban keluarganya dengan memberikan bingkisan Sembako.

“Semoga bayi tersebut cepat sembuh dan tertangani dengan baik. Saya juga berharap, ada orang dermawan di luar sana yang tergerak hatinya untuk bersama-sama komunitas kami membantu kesembuhan bayi Moria,” harapnya. (agg/hms)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!