Gelar Pemetaan Analisis dan Penyusunan Rencana Aksi Daerah

  faktakalimantan.co.id - KUALA KURUN - Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Mas, Ricard buka rapat pemetaan an

Tahun Ini, Peringatan HUT Gunung Mas Digelar Sederhana
Layani Perekaman KTP-el Bagi Warga Disabilitas
Dorong Terobosan Baru Dongkrak PAD Gumas

FOTO : Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Mas, Ricard buka rapat pemetaan analisis dan penyusunan rencana aksi daerah di ruang rapat kantor bupati setempat, Rabu (16/6/2021).

 

faktakalimantan.co.id – KUALA KURUN – Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Mas, Ricard buka rapat pemetaan analisis dan penyusunan rencana aksi daerah di ruang rapat kantor bupati setempat, Rabu (16/6/2021).

Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Mas, Ricard menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan program nasional salah satu untuk mengatasi permasalahan stanting di Kabupaten Gunung Mas. Program ini ada delapan aksi yang memang sudah dilaksanakan untuk beberapa perangkat daerah di dalam kegiatan DPA atau Renja mereka untuk program stanting harus dianggarkan pada tahun 2021 akhir atau di tahun 2022.

“Kegiatan ini tidak hanya satu perangkat daerah, Bappedalibang Gunung Mas sebagai leading sektornya Disdikpora, DP2KBP3A, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, DPMD, DLHKP, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, dan beberapa perangkat daerah lain,” ujarnya.

Semua perangkat daerah terkait akan bersinergi dalam merencanakan suatu kegiatan yang nantinya akan bisa menurunkan stanting di Kabupaten Gunung Mas. Penanganan Stanting di Kabupaten Gunung Mas memang tidak kelihatan.

“Kalau tidak ke desa-desa tidak jemput bola kita cari, mana sih anak-anak yang stanting itu tidak akan kelihatan. Karena yang namanya stanting itu, anak itu kelihatan seperti orang sehat. Tetapi dia kerdil, kurus dan berat badannya di bawah rata-rata,” katanya.

Hal itu ditunjukkan oleh data hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan selama 3 tahun terakhir dimana pada tahun 2018 sebesar 38,21 persen, Riskesdas tahun 2019 sebesar 32,83 persen, SSGBI tahun 2020 sebesar 22,87 persen.

“Prevalensi Balita stanting dari 40,1 persen menurun menjadi 33,0 persen pada tahun 2020, akan tetapi masih jauh dari target Nasional yakni 14 persen yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2024,” katanya.

Penyebab terjadinya anak yang mengalami stanting bisa dari segi ekonomi yang kurang mantap. Sehingga keluarga tidak bisa memberikan asupan atau asupan makanan yang layak kepada anak.

“Ada orang tua yang memang dianggap dalam kategori mampu atau pra sejahtera tetapi mereka belum mempunyai pengetahuan tentang bagaimana sih caranya untuk memberikan anak ini makanan dengan cukup gizi,” ujarnya.

Adapun faktor kadang-kadang ada orang tua mempunyai kesibukannya masing-masing memberi makan ke anak hanya makanan instan yang gizinya tidak seimbang.

“Program ini tidak bisa disebutkan satu dua tahun, paling tidak program lima tahun atau sepuluh tahun ke depan baru bisa kelihatan, karena program ini adalah berkesinambungan,” jelas Asisten II. (agg/hms)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!