Benda Kuningan Adat Dayak Ini Punya Manfaat Tersembunyi

faktakalimantan.co.id - Palangka Raya - Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah melalui UPT Museum Kota Palangka Raya kembali m

Batara Futsal Juarai Gubernur Cup Futsal III
Wendy S Loentan: Falsafah Huma Betang dan Belom Bahadat Mampu Atasi Konflik di Bumi Tambun Bungai
Taman Nasional Tanjung Puting Destinasi Wisata Kelas Dunia

FOTO : Prosesi perawatan benda kuningan oleh tenaga ahli UPT Museum Balanga Kota Palangka Raya didampingi Damang Adat Dayak.

faktakalimantan.co.id – Palangka Raya – Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah melalui UPT Museum Kota Palangka Raya kembali menggelar kegiatan kebudayaan kali ini dengan tema cara merawat Kuningan. Kegiatan perawatan kuningan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pada hari sebelumnya (22/07/2020) merawat Sapundu yang masih di laksanakan di aula Pertemuan UPT Museum Balanga Kota Palangka Raya.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala UPT museum Balanga, Hasanudin, S.H dihadiri oleh Narasumber tokoh masyarakat, Damang Kardinal Tarung, Lewis KDR, Para pelajar dari tingkat SMP, SMA dan Kalangan mahasiswa, awak media cetak dan online.

Dalam Masyarakat Adat Dayak, Kuningan berfungsi sebagai alat-alat rumah tangga juga sebagai peralatan yang dianggap Sakral karena memang biasa digunakan masyarakat adat dayak didalam berbagai kegiatan acara adat dayak bahkan tidak jarang di gunakan sebagai acara pemenuhan jalan adat dalam sebuah momen pernikahan, Jelas Hasanudin pada awak media, Kamis (23/7/2020).

Kenapa kegiatan seperti ini kita sampaikan kepada para pelajar dan mahasiswa, lanjutnya apapun yang menjadi peralatan dari suku dayak itu wajib dipelihara dan kita jaga karena benda-benda itu dilihat dari sisi budaya memiliki nilai-nilai sakral sehingga wajib di pelihara dan dibersihkan kerena rentan terhadap perubahan suhu, maupun debu. Kami berharap agar para mahasiswa dan pelajar dapat terus belajar dan melestarikan nilai-nilai sejarah kebudayaan daerah di Nusantara khususnya kebudayaan adat dayak karena banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal serta memiliki makna dan arti filosofi tinggi di dalamnya Karena Budaya dayak juga Bagian dari budaya Nasional ungkapnya.

Disisi lain Kami juga berharap adanya peran serta yang lebih aktif lagi dari para pengusaha, BUMN maupun masyarakat yang terpanggil untuk memajukan Museum Balanga agar bisa lebih menarik minat pengunjung untuk datang ke museum dan kami sangat terbuka akan kerjasama tersebut dengan tetap memperhatikan aturan-aturan dan juknis yang berlaku dan hal tersebut sudah kita upayakan meski terjalin secara sederhana dan kecil-kecil, untuk protokol covid -19 kita tetap harus melaksanakannya bila museum ini dibuka minggu depan, ungkapnya.

Secara terpisah usai memberikan materi pemaparan kepada para pelajar dan mahasiswa,Damang sekaligus narasumber, Kardinal Tarung menuturkan.

Kita bukan berbicara secara supranatural melainkan secara fakta dan riset seperti yang dilakukan oleh seorang peneliti Profesor Karl Wilhem Naheli dari belanda ia mengatakan benda yang mengandung tembaga 70 persen dan seng 30 persen mampu melemahkan virus dan bakteri meski tidak secara jelas kenapa bisa begitu. Jadi diakuinya, kita patut berbangga bahwa kuningan yang kita miliki ini secara tidak sengaja menyimpan manfaat tersebunyi karena ada unsur hygenis yang di anggap mampu menghambat bakteri dan virus, Tidak itu saja bila dikaitkan dengan sesuatu yang magis kerena benda benda tersebut sering digunakan saat kegiatan acara adat dayak maupun pernikahan pemenuhan jalan adat bebernya.

Diakhir kegiatan, penutupan pelaksanaan perawatan Kuningan di UPT Museum Balanga Kota Palangka Raya langsung dihadiri oleh kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan.

Kita patut bersyukur kerena selama 2 hari pelaksanaan kegiatan di UPT Museum Balanga, cuaca maupun kondisi disini sangat mendukung dan cerah, kegiatan berjalan tertib, aman dan lancar, serta antusias para pelajar dan mahasiswa sangat banyak meski di tengah-tengah protokol covid-19 yang tengah kita jalankan ini, sudah ada beberapa tamu wisatawan yang menemui saya terkait kegiatan ini dan barharap kita harus mampu melestarikan, merawat dan menjaga kebudayaan suku dayak ini agar tetap lestari sehingga genarasi muda bisa terus mewariskan budaya ini turun temurun dan kita berupaya kegiatan semacam ini tetap rutin kita laksanakan Pungkasnya (hce)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!