PDRB Bakal Jadi Potret Perekonomian Daerah

  Faktakalimantan.co.id - KUALA KURUN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Gunung

Perkembangan PBS di Gumas Diharapkan Berdampak Positif Untuk Masyarakat
Kesadaran Tertib Berlalu Lintas Masih Minim
Ajak Pemuda Matangkan Rencana Masa Depan Sebelum Nikah

MEMBUKA : Asisten II Setda Gumas Richard didampingi Kepala Bappedalitbang Yantrio Aulia, ketika membuka rapat sinkronisasi indikator makro PDRB, di Aula Kantor Bappedalitbang setempat, Kamis (24/6/2021).

 

Faktakalimantan.co.id – KUALA KURUN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) menggelar rapat sinkronisasi indikator makro Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan mengambil tema potensi sektor pariwisata terhadap perekonomian.

”Data PDRB menjadi potret perekonomian suatu daerah yang menggambarkan jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian kita. Umumnya, perhitungan PDRB dilakukan dalam waktu satu tahun,” ucap Asisten II Setda Gumas Richard, Kamis (24/6/2021).

Dia mengakui, bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas, data PDRB sangat penting dan menjadi indikator keberhasilan pembangunan pemerintah daerah, sekaligus cermin dalam merumuskan kebijakan yang bersifat strategis.

”Dengan adanya data PDRB, kita bisa melihat berbagai produk dan usaha yang berkembang di dalam tiap sektor. Dengan kata lain, kita dapat mengidentifikasi dimana kekuatan dan kelemahan daerah,” ujarnya.

Dia mengatakan, dengan penyajian data baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dalam PDRB, diharapkan bisa memberikan gambaran akurat dalam wujud angka-angka yang dihasilkan dari perhitungan berdasarkan berbagai pendekatan, baik itu produksi, pendapatan, dan pengeluaran secara statistik.

”Pada pendekatan produksi, kita dapat mengetahui besaran nilai tambah yang dihasilkan barang dan jasa di lingkup kabupaten. Lalu pendekatan pendapatan, terungkap besaran balas jasa yang diterima dalam proses produksi. Sedangkan pendekatan pengeluaran, kita bisa mengetahui besaran konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan lembaga swasta nirlaba,” tuturnya.

Saat ini, banyak ide-ide yang tertuang dalam rangka membangun kabupaten ke depan. Pada rancangan pembangunan jangan menengah daerah (RPJMD), ada tiga smart sebagai konsep berpikir yaitu smart tourism, smart human resources dan smart agro.

”Dengan konsep berpikir itu, kita dapat melihat berbagai sektor yang ada dan menyandingkan dengan visi dan misi pimpinan daerah. Apabila ada sektor yang masih lemah, maka harus menjadi perhatian kita bersama. Sedangkan jika ada sektor yang sudah baik, dapat kita tingkatkan lagi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Yantrio Aulia menuturkan, tujuan rapat sinkronisasi indikator makro PDRB ini, untuk memberikan gambaran dan akan menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan pemerintah daerah.

”Dalam data PDRB nanti, akan diketahui sektor apa saja dalam pertumbuhan ekonomi yang masih perlu dikoordinasikan oleh lintas sektor, terutama peran perangkat daerah dalam acuan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gumas,” pungkasnya. (agg/hms)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS:
error: Content is protected !!