FAKTAKALIMANTAN.CO.ID,PALANGKA RAYA- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, merilis berita resmi statistik. Ada beberapa poin penting yang disa
FAKTAKALIMANTAN.CO.ID,PALANGKA RAYA- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, merilis berita resmi statistik. Ada beberapa poin penting yang disampaikan, dalam isi berita resmi statistik tersebut. Salah satu poin yang terpapar, adalah persoalan ketenagakerjaan, terutama angka pengangguran di Provinsi Kalteng.
BPS Provinsi Kalteng, mencatat jumlah penduduk yang sudah bekerja ataupun yang masih menggangur (angkatan kerja, red), pada bulan Februari 2018, ada sebanyak 1.397,2 ribu orang.
Dimana, dari data tersebut dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang bekerja, pada Februari 2018 ada sebanyak 1.325,8 orang, naik sekitar 24,9 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu.
Sementara itu, jumlah penggangguran sebanyak 44,4 ribu orang, mengalami peningkatan sebanyak 1,5 ribu orang, dibanding setahun yang lalu.
Kepala BPS Provinsi Kalteng Hanif Yahya melalui Kabid Statistik Sosial Drs Syafi’i Nur MSi menyampaikan, bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) cenderung mengalami penurunan. TPAK pada Februari 2018, BPS Kalteng mencatat 72,97 persen, sekarang turun sebesar 0,67 persen poin, dibanding Februari 2017 lalu.
Lanjut Syafi’i mengatakan, berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Februari 2018, TPAK laki-laki sebesar 87,65 persen, sementara TPAK perempuan hanya ada 56,60 persen.
“Sedangkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja,” kata Syafi’i, Senin (07/05) pagi ini.
Syafi’i juga membacakan, dalam release berita resmi statistik, bahwa berbagai kebijakan pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja, tampaknya masih belum bisa menekan tingkat pengangguran. Pasalnya, dari TPT yang bergerak naik dari 3,13 persen pada Februari 2017 menjadi 3,18 persen pada Februari 2018.
“TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi, dibandingkan TPT di perdesaan. Pada Februari 2018, TPT di perkotaan sebesar 4,20 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,52 persen. Dibandingkan setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan dan peningkatan di perdesaan, yakni TPT di perkotaan turun sebesar 0,23 persen poin, dan TPT perdesaan naik sebesar 0,29 persen poin,” jelasnya.
Ia menambahkan, dari tingkat pendidikan pada Februari 2018, TPT untuk SMA/SMK paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yakni sebesar 6,41 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma/Universitas sebesar 3,86 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMA/SMK dan Diploma/Universitas.
“Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SMP paling kecil, diantara semua tingkat pendidikan, yakni sebesar 1,33 persen. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPT mengalami penurunan hanya dijenjang pendidikan SD dan SMP, sedangkan jenjang pendidikan SMA/SMK dan Diploma/Universitas mengalami peningkatan,” tukas Syafi’i. (dhy/BK)
COMMENTS