PALANGKA RAYA, GK -Komoditas utama pendorong inflasi di Palangka Raya adalah bahan bakar rumah tangga (0,08 persen) dan cabai rawit (0,04 persen). Se
PALANGKA RAYA, GK -Komoditas utama pendorong inflasi di Palangka Raya adalah bahan bakar rumah tangga (0,08 persen) dan cabai rawit (0,04 persen).
Selama Februari 2018, Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 127,59 di Januari 2018 menjadi 127,64 di Februari 2018, ungkap Kepala Badan Pusat Statistim (BPS) Provinsi Kalteng, Hanif Yahya dalam rilis berita resmi statistik, Kamis (1/3/2018).
Sementara inflasi di Palangka Raya, lanjutnya, didominasi oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,74 persen dan kesehatan (0,61 persen). Laju inflasi tahun kalender (0,35 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,32 persen).
Tingkat inflasi tahun ke tahun didominasi oleh lonjakan kenaikan indeks harga kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar (6,19 persen) serta sandang (4,68 persen).
Di Sampit juga terjadi inflasi sebesar 0,14 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 132,08 di Januari 2018 menjadi 132,27 di Februari 2018.
Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,45 persen) dan sandang (1,32 persen). Sebaliknya, terjadi deflasi pada kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan (0,58 persen) dan bahan makanan (0,42 persen), terangnya.
Menurutnya lagi, komoditas utama pendorong inflasi di Palangka Raya adalah bahan bakar rumah tangga
(0,08 persen) dan cabai rawit (0,04 persen). Sedangkan di Sampit adalah beras (0,14 persen) dan
emas perhiasan (0,05 persen).
Sementara itu, komoditas yang berkontribusi terhadap potensi
terjadinya deflasi di Palangka Raya adalah daging ayam ras (0,14 persen) dan telor ayam ras (0,05 persen). Sedangkan di Sampit juga berasal dari daging ayam ras (0,15 persen) dan diikuti oleh jasa angkutan udara (0,12 persen). (Wan)
COMMENTS